Minggu, 06 Oktober 2013

Legenda Jenderal Vo Nguyen Giap " THE REAL RAMBO"


Arsitek perang gerilya tentara Vietnam melawan perancis dan Amerika Serikat, Jenderal Vo Nguyen Giap, meninggal dunia di usia 102 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat 108 pada Jumat (4/10/2013).
Nama Vo Nguyen Giap, selamanya akan ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Vietnam. Dia adalah jenderal yang jenius, yang berhasil mengusir penjajah Prancis dan kemudian memaksa Amerika Serikat hengkang. Giap adalah pahlawan besar nomor dua, setelah Ho Chi Minh -- yang mengantar negerinya menuju kemerdekaan.  Dijuluki 'Napoleon merah', Giap memimpin tentara gerilya yang memakai sandal jepit dari ban bekas, menyeret artileri di wilayah pegunungan, mengepung dan menghancurkan pasukan Prancis di Dien Bien Phu pada 1954. Kemenangan itu tak hanya membuat Vietnam merdeka, tapi juga menghapus kolonialisme di seluruh Indochina.

Pemerintah Komunis Vietnam pada hari ini, Sabtu (5/10/2013) secara resmi mengumumkan untuk menghormati jasa Giap, akan dilaksanakan hari berkabung nasional selama 2 hari. Pada 12 Oktober, jenazah Giap akan disemayamkan di rumah duka nasional, dan akan dikebumikan sehari setelahnya.

Giap, yang meninggal pada usia 102 adalah perancang perang gerilya tentara Vietnam. Dia adalah orang kedua yang paling dihormati di negara tersebut setelah Ho Chi Minh, dan dianggap sebagai pendiri Vietnam. Pakar dan peneliti dunia menggambarkan Jenderal Giap sebagai komandan militer tegas dan tajam dalam pertempuran, namun penyayang dalam kehidupan sehari-hari.

Giap merupakan prajurit yang belajar taktik tempur secara otodidak, dan kemenangannya melawan penjajah telah membuatnya sangat melegenda. Dia berhasil mempertahankan kemenangan Vietnam saat melawan Perancis.

Sampai 1930 Menjadi guru dan wartawan sekolah, Giap bergabung dengan Partai Komunis Vietam pada 1931. Pada 1939, dia melarikan diri ke China bersama dengan Pham Van Dong untuk bergabung dengan Ho Chi Minh, mendiang presiden Vietnam. Pada tahun 1954, Giap dan pasukan Vietnam mengakhiri kekuasaan Perancis dalam perang di Dien Bien Phu, sekaligus mengakhiri kekuasaan Perancis di kawasan Indochina.

Tak berhenti melawan Perancis, Giap juga memimpin perlawanan tentara Vietnam terhadap Amerika Serikat, hingga berhasil merebut Kota Saigon pada 30 April 1975. Setelah perang, Jenderal Giap tetap menjabat menteri pertahanan Vietnam dan wakil perdana menteri, lalu pensiun pada 1991.

Banyak Profesi

Mengutip laman VNExpress, secara profesi, ia pernah melakoni beberapa pekerjaan, mulai dari kurir, jurnalis, panglima angkatan perang, hingga anggota politbiro. Saat memimpin pasukan Vietnam melawan Prancis di Perang Indo China I (1946 - 1954), ia sadar kemampuan bersenjata pasukannya bukan merupakan lawan imbang.

Maka Giap dengan cerdik memanfaatkan keunggulan pasukan Viet Minh dalam mengenal Tanah Airnya sendiri. Dengan cara ini, Prancis dibuat pusing karena seperti berperang melawan tikus yang tak jelas ke mana larinya, lalu muncul di sembarang tempat untuk balik menyerang.

Berkat Giap pula, kepercayaan diri para prajuirtnya berhasil dibangun hingga menjadi kesatuan militer yang ditakuti. Tentara yang berasal dari segenap warga itu berhasil diangkat jiwa nasionalismenya.

Puncak keberhasilan Giap terhadap Prancis terjadi pada 13 Maret 1954. Kala itu, Giap melancarkan serangan besar-besaran untuk menggempur Dien Bien Phu. Selama 56 hari, pasukan Viet Minh melakukan serangan gerilya hingga akhirnya pasukan Prancis mundur dan terkonsentrasi di area kecil Dien Bien Phu.

Komandan Artileri Prancis di region ini shock, tak percaya alutsista unggul yang dimilikinya tak mampu menahan gerak serangan pasukan Viet Minh yang dipimpin Giap. Sebanyak lebih dari 7.000 tentara Prancis tewas dan 11.000 lainnya tertawan. Kekalahan di Dien Bien Phu ini benar-benar memaksa Prancis berunding dengan Vietnam.

Amerika Terlibat

Amerika Serikat yang ingin melawan kelompok komunis memanfaatkan momentum ini dan masuk menggantikan pasukan Prancis. AS mengerahkan pasukan hingga 492.000 orang yang ditempatkan di Vietnam Selatan.

Namun, jumlah pasukan yang lebih banyak ini tidak membuat Giap gentar. Taktik perang gerilya dan pertahanan rakyat semesta terus digalakkan. Terbukti, AS yang awalnya membumihanguskan Vietnam, harus angkat koper dengan perasaan malu. Simbolisasi kepergiaan AS ditandai dengan larinya Dubes mereka dari ruang kerjanya pada tahun 1975.

Kesuksesannya melawan penjajah, di sisi lain, juga membuat dia dimusuhi oleh banyak elit politik Partai Komunis Vietnam. Dia memutuskan untuk meninggalkan ranah politik pada 1991 setelah Politbiro Komunis menendangnya dari elit Partai Komunis.

Kendati demikian, dia kerap menyuarakan berbagai isu sensitif, termasuk masalah korupsi, hinga dia memasuki usia 90 tahun.  "Tak ada perang kemerdekaan sebuah negeri yang sesengit dan merenggut banyak korban nyawa seperti ini (Perang Vietnam)," kata Giap pada 2005, seperti dimuat ABC News, Jumat 4 Oktober 2013. "Kami kami terus berjuang untuk Vietnam. Tak ada yang lebih berharga daripada kemerdekaan dan kebebasan."Ingatan Giap masih tajam meski telah sepuh, ia juga cakap bicara politik dan peristiwa terkini. Dalam usia 90-an tahun, ia masih menerima sejumlah pemimpin dunia di rumahnya yang bergaya kolonial di Hanoi.
Meski secara luas dihormati di Vietnam, Giap adalah musuh bagi jutaan rakyat Vietnam Selatan yang berperang bersama pasukan AS dan melarikan diri dari tanah air mereka setelah perang.

Setelah kabar meninggalnya Giap beredar, berbagai ungkapan belasungkawa dari warga Vietnam muncul di dunia maya. Namun demikian, televisi dan radio pemerintah tetap belum menyiarkan kabar kematiannya. Hingga akhirnya, Pemerintah Vietnam secara resmi mengumumkannya pada Sabtu ini.

Tampak di rumah Giap pada hari ini, masyarakat mengungkapkan bela sungkawanya dengan melambaikan tangan ke arah rumah sang jenderal.

Mantan guru sejarah itu akan dikebumikan di Provinsi Quang Binh atas permintaan keluarganya. Ia meninggalkan seorang istri yang dinikahinya sejak 1949, Dang Bich Ha dan empat anak.



Signature by           
                      DAENG LIRA